Waktuku yang Terus Berlalu
Seandainya waktu mampu
berbisik ditengah kemasalan dan kesia-siaan hidup mungkin aku akan terperanjat
sadar.
Seandainya waktu dapat
berkata “Jangan sia-siakan aku, karena aku akan terus berlalu tanpa memberi
kesempatan untuk mengulang”.
Memang seolah hidup tapi
terkadang seperti berada di ruang hampa, tak tahu akan kemana ddibawanya diri
ini, tak tahu akan berakhir seperti apa diri ini. Menjalani hidup seolah tanpa
arah, hanya mengalir mengikuti arus, hanya tertiup bersama hembusan angin.
Ketika hidup kuhabiskan
dengan mencari, hati bertanya pada otak “apa yang sedang kau cari ?”.
Ketika hidup kulalui dengan
berpetualang, kembali ia bertanya “dimana kau akan berlabuh ?”.
Dan ketika hidup tentang
bekerja keras dan menggapai mimipi, kembali ia bertanya “kapan semua itu akan
mendapat hasil yang memuaskan ?”, sedangkan diri dipenuhi rasa penasaran dan
serakah untuk setiap tujuan.
Tak sadarkah aku ini ?.
dibalik semua yang selama ini aku junjung tinggi, dibalik semua hal yang selalu
aku harapkan, ada waktu yang senantiasa terus berlalu, ada waktu yang akan
habis dan berakhir.
Tak sadarkah aku ini ?.
ketika ada hidup pasti ada mati. Ajal menantiku setiap sudut, disetiap kaki
melangkah, disetiap hembusan nafas seiring berjalannya waktu.
Terpaku pada hal duniawi
yang berkilauan, seolah terlihat indah namun penuh dengan duri ujian. Aku lupa
akan waktuku yang akan berakhir, aku seolah lupa bahwa ada 1 malaikat yang
selalu mengikuti untuk memjemput ajalku. Lantas, apa yang telah aku perbuat selama
ini ?.
Pikirkanlah wahai diri ! .
Apabila akhirat sudah dihadapan,
masihkah akan berbuat hal percuma ? masihkan akan berbuat hal buruk ?.
Apabila akhirat sudah dihadapan mata apakah akan berbuat baik karena takut akan
siksa di alam selanjutnya ?.
Aku sadar, aku bukanlah
orang yang baik. Namun, aku harus senantiasa membuat diri menjadi baik dan
lebih baik lagi. Ingatlah wahai diri ! berbuat baik bukan perihal takut,
berbuat baik bukan perihal bahwa kita memang orang baik, tapi berbuat baik
adalah rasa terima kasih kepada Tuhan yang telah memberi waktu yang senantiasa
aku lalui, waktu yang tak akan bisa ditarik kembali, yang tak akan bisa diulang
kembali. Terima kasih waktu yang mengajariku tentang 1 kali kesempatan.